Ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu, ketika manusia sibuk
mencari jati diri dan di mana dirinya berada. Di zaman Plato, semua
orang berpendapat bahwa bumi itu datar, seperti sebuah lapangan yang
sangat luas sekali. Kemudian langit ditopang oleh dua buah gunung di
kanan dan kirinya.
Sekitar 400 tahun Sebelum Masehi, keyakinan ini berlangsung selama
ber-abad-abad. Hingga abad ke-7, teori ini terbantahkan setelah Colombus
mengelilingi bumi dimana ia memulai perjalanan dari satu tempat, terus
berjalan berlawanan arah menjauhi titik start dan akhirnya kembali ke
tempat semula dimana ia memulai perjalanannya. Maka terbuktilah bahwa
bumi ternyata bukan datar tetapi bulat.
Selanjutnya manusiapun terus melakukan penelitian, membuat teori tentang
bagaimana alam semesta dan bentuknya, dan kemudian mengambil kesimpulan
bahwa pusat dari alam semesta adalah bumi. Teori itu disebut dengan teori geosentris. Selanjutnya,
keyakinan itu mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat bahkan
kalangan agama pada saat itu. Celakanya keyakinan tersebut tumbuh
menjadi suatu dogma yang tidak boleh dibantah. Bahkan ketika
muncul seorang ahli, Copernicus, yang mengatakan bahwa bukan bumi
sebagai pusat edar melainkan matahari. Akibat pernyataan tersebut,
Copernicus dikenai hukuman mati yaitu hukum pancung. Seperti itulah
keyakinan dogmatis yang berkembang pada saat itu.
Selanjutnya muncul Galilei Galileo, ia menemukan teropong bintang
lalu kemudian meneropong Saturnus dan Matahari pada pertama kali. Pada
saat itu Galileo menemukan bahwa yang menjadi pusat edar bukanlah Bumi
tetapi Matahari.
Seperti itulah perjalanan yang ditempuh oleh manusia untuk mencari
tahu tentang alam semesta dan dirinya. Kejadian tersebut bermula dari
ratusan bahkan ribuan tahun silam.
Pertanyaan yang harus Anda jawab sekarang adalah :
Mungkinkah pada abad ke-7 dimana manusia pada saat itu masih
berkeyakinan bahwa bumi ini merupakan pusat edar, seorang manusia
menyampaikan satu FAKTA yang bahkan jauh lebih akurat dibanding hasil
penelitian Galileo yang mengatakan bahwa pusat edar bukanlah bumi
melainkan matahari. Jauh sebelum munculnya Galileo, Copernicus, bahkan
Clolombus, seorang manusia mampu mengatakan bahwa pusat edarpun ternyata
bukanlah matahari, ia berkata bahwa Mataharipun bergerak pada garis edarnya?
Fakta bahwa mataharipun bergerak pada garis edarnya baru-baru ini (abad-21) ditemukan manusia setelah teleskop bintang Edwin Hubble
mengangkasa jauh di atas permukaan bumi, yang kemudian dari teleskop
tersebut dapat dilihat bahwa pusat alam semesta atau pusat galaksi
ternyata bukanlah matahari melainkan sesuatu yang disebut dengan BLACK
HOLE. Black Hole inilah yang tertangkap oleh kamera chandra yang terbang
330 mil bersama dengan teleskop bintang yang mengindera dan melihat
pusat black hole ini.
Akhirnya ilmu pengetahuanpun bertambah lagi hingga saat ini terbukti
bahwa matahari bukanlah merupakan pusat edar, melainkan BLACK HOLE.
Garis tengah galaksi ini diperkirakan mencapai 80.000 tahun cahaya,
sungguh merupakan suatu ukuran yang sangat besar sekali untuk
dibayangkan dan dipikirkan dengan otak yang berada dalam kepala manusia.
Sebagai pembanding, mari kita kembali ke pelajaran semasa di bangku
sekolah. Diketahui bahwa jarak antara bumi dan matahari saja,
diperkirakan mencapai 90 juta mil atau 8 menit cahaya. Sebagaimana kita
ketahui bahwa kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. Jadi, jika anda
ingin menuju matahari dengan kendaraan berkecepatan 300.000 km/detik,
maka anda akan menjangkau matahari dalam waktu 8 menit.
Jarak bumi dan bulan diperkirakan 280.000 km, ini berarti cahaya pantulan dari bulan dapat mencapai bumi selama + 0,8 detik.
Coba anda bandingkan, jarak bumi dengan matahari diperkirakan 8 menit
cahaya, dan jarak bumi dengan bulan sekitar 0,8 detik. Sedangkan jarak
BUMI dengan pusat BLACK HOLE yang kita bahas saat ini dapat ditempuh
selama 30.000 tahun cahaya. Sungguh merupakan jarak yang sangat LUAR
BIASA, dan di dalam galaksi tersebut terdapat bukan hanya satu matahari,
tetapi masih terdapat 100 milyar matahari-matahari lainnya, semua
berputar (berthawaf) seperti bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi
matahari, dan mataharipun berputar mengelilingi pusat galaksi.
Sungguh, hal ini merupakan ilmu pengetahuan moderen, TETAPI hal ini telah dikemukakan di abad ke-7
saat sebelum zaman Galileo (abad ke-8), dan bahkan sebelum Copernicus,
inilah yang disampaikan oleh seorang manusia yang tak lain adalah
RASULULLAH MUHAMMAD SAW.
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
(Q.S: Yaasiin 38)
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
(setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua”
(Q.S: Yaasiin 39)
Inilah yang disampaikan bahwa ternyata MATAHARI-pun berjalan di garis
edarnya dan berputar mengelilingi sesuatu yang disebut dengan BLACK
HOLE.
Matahari berjalan dalam hitungan waktu yang sangat lama sekali. Jika
bulan mengelilingi bumi dibutuhkan waktu 30 hari, bumi mengelilingi
matahari dibutuhkan waktu 12 bulan atau 360 hari, sedangkan matahari
bergerak mengelilingi pusat galaksi membutuhkan waktu sekitar 220 juta
tahun.
Dialah Allah pemilik waktu dan masa.
Mungkinkah hal ini dikemukakan oleh seorang manusia di abad ke-7, jauh sebelum teleskop Galileo ditemukan?
Mungkinkah hal ini dikemukakan oleh seorang manusia pada saat hampir
semua manusia berkeyakinan bahwa bumi itu datar? Jika hal ini mustahil,
apakah anda dapat menjelaskan SIAPAKAH yang mampu menjelaskan hal ini?
Hanya Dialah Allah SWT yang mampu menjelaskan hal ini.
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
(Q.S: Yaasiin 38)
1400 tahun sebelum teleskop bintang Edwin Hubble ditemukan oleh
manusia, 14 abad sebelum Albert Einstein dilahirkan. Lalu mengapa Allah
SWT menurunkan ayat ini melalui Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan
kepada ummat manusia? Tidak lain adalah karena Allah ingin menunjukkan
bahwa Dialah Yang Maha Kuasa, Dialah Yang Maha Pencipta, Dialah yang
menciptakan langit dan bumi, Yang Menciptakan matahari dan bintang, Yang
Menciptakan Manusia, Dialah yang memiliki alam semesta dan seluruh isi
yang terkandung didalamnya, Dialah Tuhan langit, Tuhan bumi, Tuhan
bintang, Tuhannya Matahari, Tuhan manusia, dan Tuhan seluruh alam
semesta.
Untuk apa semua ini ditunjukkan kepada manusia? Tidak lain Ia ingin
menunjukkan dan memberitahu bahwa manusia berasal dari Allah SWT, dan
kepada-NYA kita kembali.
Sekarang jelaslah sudah, apabila atas dasar ilmu pengetahuan melihat
bahwa ayat ini tidak mungkin dibuat oleh manusia, tetapi suatu ZAT Yang
Maha Perkasa. Siapakah ZAT Maha Perkasa itu? Dialah Allah Sang Khaalik,
Yang Maha Pencipta.
Mari kita merenung sesaat…
Sudah berapa lama kita tidak menyadari kekuasaan Allah SWT? Sudah
berapa lama kita tidak mengakui keesaan Allah? Sudah berapa lama kita
berjalan di muka bumi dengan dagu terangkat dan dada membusung ke depan?
Sudah berapa lama kita menghabiskan waktu dengan terbahak-bahak, tidak
sadar bahwa bumi inipun sedang berthawaf, tidak sadar bahwa mataharipun
sedang berthawaf, tidak sadar bahwa seluruh alam inipun sedang berthawaf
dan bertasbih?
Untuk dapat mencapai suatu titik dimana kita bisa mengetahui tentang
alam semesta, siapa penciptanya, siapa diri kita, bagaimana kedudukan
kita, serta apa yang seharusnya kita lakukan sebagai salah satu makhluk
yang super kecil ciptaan Allah SWT, salah satu cara yang dapat ditempuh
yakni dengan melakukan SPIRITUAL JOURNEY.
Mari kita coba berpikir dan merasakan diri kita terhanyut di alam
semesta, seperti masuk ke alam semesta raya dan merasa sangat kecil,
inilah yang disebut dengan SPIRITUAL JOURNEY. Spiritual journey adalah
keadaan dimana kita merasa bagian kecil dari alam semesta. Spiritual
journey adalah apabila kita merasa bagian yang sangat kecil dari seluruh
tatanan galaksi. Spiritual journey adalah apabila kita ssadar bahwa
diri kita ini hanyalah seorang manusia biasa. Spiritual journey bisa
juga disebut sebagai kecerdasan spiritual, oleh karena itu hanya
orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual-lah yang dapat melakukan
apa yang disebut Spiritual journey.
Disisi lain, bagi orang yang buta hati, ia hanya akan melihat bahwa
dirinyalah yang besar. Orang seperti itulah yang tergolong ke dalam
kelompok orang yang RENDAH Kecerdasan Spiritual.
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual sangat sadar bahwa dirinya
hanyalah merupakan makhluk kecil yang hidup di tempat yang sangat besar
yakni bumi.
Dengan kecerdasan spiritual kita akan menyadari bahwa di luar sana
ada satu ZAT yang jauh lebih berkuasa, yaitu Allah SWT. Kecerdasan
Spiritual membuat kita mampu memaknai kehidupan ini.
Pada saat kita melakukan spiritual journey, maka pada saat itu pula
berarti kita sedang melakukan OUTER JOURNEY. Outer Journey adalah suatu
perjalanan keluar, keluar dari tubuh kita yang sangat kecil dan melihat
seluruh alam semesta dan isinya. Pada saat itulah kita akan melihat
bahwa diri kita hanyalah satu titik super kecil yang berada di suatu
tempat yang super besar yakni alam semesta yang tak terbatas. Dan dengan
demikian maka kita akan menyadari, Dialah Allah SWT pemilik langit dan
bumi. Dialah Allah, Tuhan yang menggenggam jiwa.
Ayat Kursi
Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di
sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(Q.S: Al-Baqarah 155)
Artikel ini saya kutip dari narasi Video ESQ oleh Ari Ginanjar Agustian, yang kemudian saya edit seperlunya agar mudah difahami.
Semoga bermanfaat untuk kita semua, amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar